Sabtu, 06 April 2013

makalah motivasi by nurul machfudhoh



BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga mencapai hasil yang optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu mencapai tujuannya, karena didasari oleh motivasi.
Kesuksesan adalah impian setiap orang. Untuk mencapai kesuksesan tersebut, pasti diperlukan suatu motivasi untuk sukses yang kuat. Motivasi sukses yang kuat bisa kita ambil dari kisah kesuksesan orang lain. Dengan kisah – kisah sukses seseorang, maka kita bisa mengambil pelajaran dan motivasi penting yang dapat kita aplikasikan dalam kehidupan kita.
Beberapa orang sukses mengatakan bahwa motivasi yang kuat adalah sumber utama kesuksesan mereka. Namun tidak mudah untuk bisa memupuk motivasi itu dalam – dalam di dalam diri kita. Diperlukan suatu “makanan” tambahan yang terus menerus dan berkesinambungan. “Makanan” tambahan itu yaitu kisah sukses dan inspiratif orang lain yang akan semakin memperkuat motivasi dan kepercayaan diri kita.
Dengan membaca dan mengambil hikmah dari kisah sukses dan inspiratif orang lain, maka kita tidak akan kesulitan dalam membangun dan menanamkan motivasi untuk sukses yang kuat dalam diri kita.[1]

B.     Rumusan Masalah
a.       Apakah Pengertian dan Devinisi Motivasi?
b.      Bagaimana motivasi dan perilaku?
c.       Apa saja jenis-jenis Motivasi secara teori?
d.      Apa saja teori-teori motivasi?
e.       Apa saja klasifikasi motif-motif?
f.       Bagaimana kupasan tentang elemen-elemen dari para motivasi?
g.      Motivasi belajar anak-anak yang terpaksa bekerja sebagai loper koran?


C.    Tujuan
a.       Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari mata kuliah pengantar psikologi
b.      Untuk menjawab rumusan masalah yang ada
c.       Untuk menambah khasanah keilmuan bagi mahasiswa.

















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Devinisi Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.[2]
            Motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang untuk meraih kenikmatan.
Menurut Walgito (2002):
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Gunarsa (2003):
Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Terlepas dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan      bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Terry (dalam Moekjizat, 1984):
Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang mendorong individu untuk bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada individu yang bersangkutan.
Menurut Chung dan Meggison adalah:
Motivasi merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
Menurut Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:
Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya mengandung unsur dorongan dan keinginan.[3]
            Jadi bisa dianbil kesimpulan bahwa motivasi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam belajar. Motivasi merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan.
B.     Jenis-jenis Motivasi secara Teori[4]
a.       Teori Hedonisme
Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenanganb (hedone) yang bersifat duniawi.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atauyang mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan hal-hal yang mendatangkan kesenangan baginya.
b.      Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:
·         Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri
·         Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri
·         Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/ mempertahankan jenis
Dengan demikian ketika naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.
c.       Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori iniberpandangan bahwa tindakan tau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-polatingkah laku yang dipelajari darikebudayaan di tempat orang itu hidup.
d.      Teori Daya Dorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dangan “teori reaksi yang dipelajari”, daya dorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
e.       Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis.
C.    Motivasi dan Perilaku[5]
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam dirinya sendiri untuk bergerak. Oleh karena itu, motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Ada juga yang mengatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi adalah suatu konstruk teoretis mengenai terjadinya perilaku. Menurut para ahli, konstruk teoretis ini meliputi aspek-aspek pengaturan (regulasi), pengarahan (direksi), serta tujuan (insentif global) dari perilaku. Seluruh aktivitas mental yang dirasakan/dialami yang memberikan kondisi hingga terjadinya perilaku tersebut disebut motif.
            Determinan terjadinya perilaku secara umum digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.      Determinan yang berasal dari lingkungan (kegaduhan, bahaya dari lingkungan, desakan guru, dan lain-lain).
2.      Determinan dari dalam diri individu (harapan/cita-cita,emosi, instink, keinginan, dan lain-lain)
3.      Tujuan/insentif/nilai dari suatu objek.
Faktor-faktor ini bernasal dari dalam diri individu (kepuasan kerja, tanggung jawab dan lain-lain) atau dari luar individu (status,uang,dan lain-lain).
                        Ditinjau dari sifatnya, maka determinan-determinan tersebut dapat dikatakan :
1.      Bersifat biologis (nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologios)
2.      Bersifat mental (bercita-cita, rasa tanggung jawab)
3.      Bersifat objek atau kondisi dalam lingkungan
(uang pangkat, rencana).
                        Ciri motivasi dalam perilaku :
1.      Penggerakan perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi.
2.      Kekuatan dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang berfariasi dengan kekuatan determinan.
3.      Motivasi mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
4.      Penguatan positif (positive reinforcement) menyebabkan sesuatu perilaku tertentu cenderung untuk diulangi kembali.
5.      Kekuatan perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak.
D.    Teori-teori Motivasi[6]
Motivasi adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog. Ini dapat dimengerti krena pengetahuan akan determinan perilaku ini akan banyak membantu dalam meramalkan dan mengendalikan dampak-dampak dari suatu keadaan tertentu dalam kehidupan manusia. Karena determinan perilku bisa berasal dari dalam diri manusia baik yang bersifas biologis maupun psikologis, serta dari lingkungan maka teori-teori motivasi banyak dipengaruhi oleh sapek yang mana menjadi pusat perhatian ahli yang bersangkutan.
a.       Teori Instink
Insting adalah suatu diposisi(kecenderungan) yang ditentukan secara genetis untuk berperilaku dengan cara tertentu bila diharapkan pada rangsang-rangsang tertentu. Teori insting pertama dikemukakanoleh William MC Dougall (1871-1938).
b.      Homeostatis = Teori Drive vs Teori Arousal
Teori drive didasarkan atas determinan-determinan yang sifatnya biologis. Teori ini di pelopori oleh Clark Leonard Hull (1884-1925).
c.       Teori Atribusi
Teori atribusi tidakmelandaskn pemikirannya pada determinan-determinan biologis me;ainkan psikologis dan lingkungan.
d.      Teori Harapan
Victor E. Vroom, pebncetus teori harapan, dan para pendukungnya beranggapan bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan seseorang untuk mendapatkan hadiah/reeward tertentu(valensi), besarnya kemungkinan untuk menyeleaikan tugas-tugas yang diperlukan (harapan), dan keyakinannya bahwa prestasinya tersebut akan menghasilkan hadiah yang ia inginkan (Instrumentalitas).
e.       Akulturasi diri
Pada pertengahan Abad ke-20, timbul reaksi yang kuat terhadap pandangan mekanik behavioristik mengenai perilaku. Reaksi ini tercermin dalam pandangan-bandangan yang bersifat kognitif-humanistik yang dicetuskan antara lain oleh Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham H.  Maslow 1908.
f.       Teori motif berprestasi
Konsep motif berprestasi mula-mula dikemukakan oleh Henry Murray 1893, pada tahun 1893 dalam bukunya Explorations in Personality. Beliau membagi kebutuhan-kebutuhan manusia ke dalam 17 kategori. Di antaranya adalah kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan berafiliasi/berteman. Konsep-konsep ini dipakai untuk menggambarkan kepribadian seseorang dalam rangka suatu diagnosa yang sifatnya klinis.
g.      Motivasi takut berprestasi
Teori ini dikemukakan oleh John At-Kinson rekan kerja David Mc Clelland. Menurut Atkinson, terhadap dua tipe manusia yang perilakunya mengarah pada prestasi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang lebih termotivasi untuk berprestasi daripada menghindari kegagalan. Kelompok kedua adalah mereka yang lebih termotivasi ketakutan akan gagal. Orang-orang dalam kelompok pertama mengalami rasa gembira bila meraih sukses, sedang kelompok kedua senang bila menghindari kegagalan.

E.     Klasifikasi Motif-motif[7]
Para ahli psikologi berusaha mengolong-golongkanmotif-motif yang ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
a.       Sartain menbagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
·         Psysiological drive dan
·         Sosial motives
Yang dimaksud sengan psysisological drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus, lapar seks, dan sebagainya.
Sedangkan sosial motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat; seperti: dorongan estesis, dorongan ingin selalu berbuat baik(etika), dan sebagainya. Tidak dapat kita ingkari bahwa yang kedua ini adalah timbul dan berkembang karena adanyayang pertama. Jadi kedua golongan motif tersebut berhubungan satu sama lain.
b.      Woodworth mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut:
Mula-mula ia membedakan/membagi motif-motif itu menjadi dua bagian: Unlearned motives (motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned motivies(motif-motif yang di pelajari).
Motif yang tidak dipelajari merupakan motif yang pokok, yang biasa disebut dengan drive (dorongan). Yang termasuk ke dalam Unlearned motives ialah motif-motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan/kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh, seperti: lapar, haus, sakit, dan sebagainya yang semuanya itu menimbulkan dorongan dalam diri untuk minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri daripadanya.
Selanjutnya Woodworth menyatakan bahwa motif-motif pada seseorang itu berkembang melalui kematangan, latihan, dan melalui belajar.
            Dengan melalui latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang makin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut:
1.      Tujuan-tujuan dan motif-motif menjadi lebih mengkhusus.
2.      Motif-motif itu makin berkombinasi menjadi motif-motif yang lebih kompleks.
3.      Tujuan-tujuan perantara, dapat menjadi/berubah menjadi tujuan yang sebenarnya.
4.      Motif-motif itu dapat timbul karena adanya perangsang-perangsang baru (perangsang buatan), motif-motif wajar dapat berubah menjadi motif bersyarat.
c.       Motif-motif itu dapat pula dibedakansebagai berikut :
·         Motif intrinsik
·         Motif ekstrinsik
Disebut motif intrinsik jika yang mendorong untuk bertindak ialah nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.

F.     Kupasan Tentang Ekemen-elemen dari Para Motivasi[8]
Pada dasarnya motivasi memiliki dua elemen dalam (“inner component”) dan elemen luar (“outer component”).
a.       Elemen Dalam (“inner component”)
Elemen dalam ini berupa perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang, berupa keadaan tidak puas atau ketegangan psikologis. Rasa tidak puas atau ketegangan psikologis ini bisa timbul oleh karena keinginan-keinginan untuk memperoleh penghargaan, pengakuan serta berbagai macam kebutuhan lainnya.
b.      Elemen luar (“outer component”)
Elemen luar daripada motivasi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu sendiri berada di luar diri seseorang itu, namun mengarahkan tingkahlaku orang itu untuk mencapainya. Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan akan penghargaan dan pengakuan, maka timbulah tujuan untuk memenuhi tujuan tersebut.
c.       Tujuan dan “Motivated Stetes”
Secarav sederhana, kita telah membicarakan hubungan antara “the motivated state” seseorang dan tingkahlaku mencapai tujuannya. Setiap orang dapat membuat reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, guna mengurangi ketegangan psikologisnya.
d.      Pemenuhan Kebutuhan dan Reinforcement Tingkahlaku
Penting juga untuk dicatat mengenai akibat-akibat pencapaian tujuan terhadap tingkahlaku individu. Tingkahlaku yang mengetahui kebutuhan, cenderung untuk diulangi apabila kebutuhan itu ditimbulkan. Tingkahlaku yang membawa ke arah tercapainya tujuan, diperkuat (reinforced), yaitu bilamana seseorang dimotivasi lagi dengan cara yang sama, malka tingkah laku itu rerjadi lagi.

G.    Motivasi belajar anak-anak yang terpaksa bekerja sebagai loper koran
Menurut Sardiman (2006), motivasi belajar yang ada pada anak-anak yang terpaksa bekerja cukup kuat jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan terhadap tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah yakin akan sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah.[9]






BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan.
Dalam mempelajari motivasi,ada banyak teori-teori dan bentuk motif-motif yang bermacam-macam yang mempunyai fungsi dan cara yang berbeda-beda. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar.

B.     Saran
Alangkah baiknya, jika kita bisa menumbukan motivasi dengan baik sehingga tidak timbul keputusasaan yang berujung penyesalan.










DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT  Remaja Rosdakarya, 2007.
Irwanto,dkk, Psikologi Umum,Jakarta: PT Prenhallindo,2002.
Wasty Soemanto,Psikologi pendidikan,malang : PT Bina Aksara, 1983.
Faisal chairul oktawijaya, Jurnal” motivasi belajar pada anak-anak yang berprofesi sebagai loper koran yang bersekolah”, fakultas psikologi Universitas Gunadarma,2008.














[1] http://karakekiri.blogspot.com/2010/11/makalah-motivasi.html
[2]http://indahcahyanti.blogspot.com/2010/11/tugas-makalah-motivasi.html
[3] http://4jipurnomo.wordpress.com/makalah-tentang-motivasi/
[4]M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT  Remaja Rosdakarya,2007),hal.74-77
[5]Irwanto,dkk, Psikologi Umum,(Jakarta: PT Prenhallindo,2002),hal. 193-195
[6]Ibid.,hal.197-208
[7] M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT  Remaja Rosdakarya,2007),hal62-65
[8]Wasty Soemanto,Psikologi pendidikan,(malang : PT Bina Aksara, 1983),hal.194-196
[9]Faisal chairul oktawijaya, Jurnal” motivasi belajar pada anak-anak yang berprofesi sebagai loper koran yang bersekolah”, fakultas psikologi Universitas Gunadarma,2008


makalah motivasi by nurul machfudhoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar