BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Motivasi merupakan
keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan
dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan
kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri
seseorang ditimbulkan oleh pimpinan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara
mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara produktif
sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang telah ditentukan.
Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja sama secara giat sehingga
mencapai hasil yang optimal. Suatu perusahaan dapat berkembang dengan baik dan
mampu mencapai tujuannya, karena didasari oleh motivasi.
Kesuksesan adalah
impian setiap orang. Untuk mencapai kesuksesan tersebut, pasti diperlukan suatu
motivasi untuk sukses yang kuat. Motivasi sukses yang kuat bisa kita ambil dari
kisah kesuksesan orang lain. Dengan kisah – kisah sukses seseorang, maka kita
bisa mengambil pelajaran dan motivasi penting yang dapat kita aplikasikan dalam
kehidupan kita.
Beberapa orang sukses
mengatakan bahwa motivasi yang kuat adalah sumber utama kesuksesan mereka.
Namun tidak mudah untuk bisa memupuk motivasi itu dalam – dalam di dalam diri
kita. Diperlukan suatu “makanan” tambahan yang terus menerus dan
berkesinambungan. “Makanan” tambahan itu yaitu kisah sukses dan inspiratif
orang lain yang akan semakin memperkuat motivasi dan kepercayaan diri kita.
Dengan membaca dan
mengambil hikmah dari kisah sukses dan inspiratif orang lain, maka kita tidak
akan kesulitan dalam membangun dan menanamkan motivasi untuk sukses yang kuat
dalam diri kita.[1]
B. Rumusan Masalah
a. Apakah Pengertian dan Devinisi Motivasi?
b. Bagaimana motivasi dan perilaku?
c. Apa saja jenis-jenis Motivasi secara teori?
d. Apa saja teori-teori motivasi?
e. Apa saja klasifikasi motif-motif?
f. Bagaimana kupasan tentang elemen-elemen dari para motivasi?
g.
Motivasi
belajar anak-anak yang terpaksa bekerja sebagai loper koran?
C. Tujuan
a. Untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari
mata kuliah pengantar psikologi
b. Untuk menjawab rumusan masalah yang ada
c. Untuk menambah khasanah keilmuan bagi mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Devinisi Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan
ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam
definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
Dalam
hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan dengan
seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan
prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang
menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan
ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.[2]
Motivasi adalah sebuah alasan
atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau
bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu
bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua
motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya
motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang
dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul
dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih
kenikmatan atau menghindari dari rasa sakit atau kesulitan. Uang bisa menjadi
motivasi kenikmatan maupun motivasi menghindari rasa sakit. Jika kita
memikirkan uang supaya kita tidak hidup sengsara, maka disini alasan seseorang
mencari uang untuk menghindari rasa sakit. Sebaliknya ada orang yang
mengejar uang karena ingin menikmati hidup, maka uang sebagai alasan seseorang
untuk meraih kenikmatan.
Menurut
Walgito (2002):
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti
bergerak atau tomove
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
yang berarti kekuatan dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif sebagai pendorong tidak berdiri sendiri tetapi saling terkait
dengan faktor lain yang disebut dengan motivasi.Menurut Caplin (1993) motif
adalah suatau keadaan ketegangan didalam individu yang membangkitkan,
Memelihara
dan mengarahkan tingkah laku menuju pada tujuan atau sasaran.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Motif juga dapat diartikan sebagai tujuan jiwa yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dan untuk tujuan-tujuan tertentu terhadap
situasi disekitarnya (Woodworth dan Marques dalam Mustaqim, 1991).Sedangkan
menurut Koontz dalam Moekjizat (1984) motif adalah suatu keadaan dari dalam
yang memberi kekuatan, yang menggiatkan atau menggerakkan, dan yang
mengarahkan atau menyalurkan perilaku kearah tujuan-tujuan tertentu.
Menurut
Gunarsa (2003):
Terdapat dua motif dasar yang menggerakkan perilaku
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan hidup dan motif sosial yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial. Sementara Maslow A.H. menggolongkan tingkat motif menjadi enam,
yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang,
kebutuhan seks, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri (dalam
Mahmud, 1990).
Terlepas
dari beberapa definisi tentang motif diatas, tentu kita dapat menarik
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
suatu kesimpulan bahwa motif adalah suatu dorongan dari dalam diri individu
yang mengarahkan pada suatu aktivitas tertentu dengan tujuan tertentu pula.
Sementara itu motivasi didefinisikan oleh MC. DOnald (dalam Hamalik, 1992)
sebagai suatu perubahan energi didalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurutnya terdapat tiga
unsur yang berkaitan dengan motivasi yaitu:
1.
Motif dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, misalnya adanya perubahan
dalam sistem pencernaan akan menimbulkan motif lapar.
2.
Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (afectif arousal), misalnya karena
amin tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan bertanya.
3. Motif ditandai oleh reaksi-rekasi untuk mencapai tujuan.
Menurut
Terry (dalam Moekjizat, 1984):
Motivasi adalah keinginan didalam diri individu yang
mendorong individu untuk bertindak.latihan atau kegiatan lainnya yang
menimbulkan suatu perubahan secara kognitif,afektif dan psikomotorik pada
individu yang bersangkutan.
Menurut
Chung dan Meggison adalah:
Motivasi
merupakan prilaku yang ditujukan kepada sasaran, motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
berkaitan dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan pekerja dan fermormasi
pekerjaan)
Menurut
Heidjrachman dan Suad Husnan adalah:
Motivasi
merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorangagar mau melakukan sesuatu
yang diinginkan.Dari defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
dasarnya defenisi diatas mempunyai pengertian yang sama, yaitu semuanya
mengandung unsur dorongan dan keinginan.[3]
Jadi bisa dianbil kesimpulan bahwa
motivasi merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam belajar. Motivasi
merupakan keinginan, hasrat motor penggerak dalam diri manusia, motivasi berhubungan
dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara sikap, kebutuhan, dan
kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong yang diluar diri
seseorang ditimbulkan oleh pimpinan.
B.
Jenis-jenis Motivasi secara Teori[4]
a.
Teori
Hedonisme
Hedone adalah bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang memandang bahwa
tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenanganb (hedone) yang
bersifat duniawi.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang
akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atauyang
mengandung resiko berat, dan lebih suka melakukan hal-hal yang mendatangkan
kesenangan baginya.
b.
Teori
Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam
hal ini disebut juga naluri, yaitu:
·
Dorongan
nafsu (naluri) mempertahankan diri
·
Dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan diri
·
Dorongan
nafsu (naluri) mengembangkan/ mempertahankan jenis
Dengan
demikian ketika naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun
tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut.
c.
Teori
Reaksi yang Dipelajari
Teori iniberpandangan bahwa tindakan tau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-polatingkah laku yang
dipelajari darikebudayaan di tempat orang itu hidup.
d.
Teori
Daya Dorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dangan “teori
reaksi yang dipelajari”, daya dorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu
dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.
e.
Teori
Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori
kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia
pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun
psikis.
C.
Motivasi dan Perilaku[5]
Manusia bukanlah benda mati yang bergerak hanya bila ada daya dari
luar yang mendorongnya, melainkan makhluk yang mempunyai daya-daya dalam
dirinya sendiri untuk bergerak. Oleh karena itu, motivasi sering disebut
penggerak perilaku (the energizer of behaviour). Ada juga yang mengatakan bahwa
motivasi adalah penentu (determinan) perilaku. Dengan kata lain, motivasi
adalah suatu konstruk teoretis mengenai terjadinya perilaku. Menurut para ahli,
konstruk teoretis ini meliputi aspek-aspek pengaturan (regulasi), pengarahan
(direksi), serta tujuan (insentif global) dari perilaku. Seluruh aktivitas
mental yang dirasakan/dialami yang memberikan kondisi hingga terjadinya
perilaku tersebut disebut motif.
Determinan
terjadinya perilaku secara umum digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1.
Determinan
yang berasal dari lingkungan (kegaduhan, bahaya dari lingkungan, desakan guru,
dan lain-lain).
2.
Determinan
dari dalam diri individu (harapan/cita-cita,emosi, instink, keinginan, dan
lain-lain)
3.
Tujuan/insentif/nilai
dari suatu objek.
Faktor-faktor
ini bernasal dari dalam diri individu (kepuasan kerja, tanggung jawab dan
lain-lain) atau dari luar individu (status,uang,dan lain-lain).
Ditinjau dari sifatnya,
maka determinan-determinan tersebut dapat dikatakan :
1.
Bersifat
biologis (nafsu, kebutuhan-kebutuhan biologios)
2.
Bersifat
mental (bercita-cita, rasa tanggung jawab)
3.
Bersifat
objek atau kondisi dalam lingkungan
(uang pangkat,
rencana).
Ciri motivasi dalam
perilaku :
1.
Penggerakan
perilaku menggejala dalam bentuk tanggapan-tanggapan yang bervariasi.
2.
Kekuatan
dan efisiensi perilaku mempunyai hubungan yang berfariasi dengan kekuatan
determinan.
3.
Motivasi
mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.
4.
Penguatan
positif (positive reinforcement) menyebabkan sesuatu perilaku tertentu
cenderung untuk diulangi kembali.
5.
Kekuatan
perilaku akan melemah bila akibat dari perbuatan itu bersifat tidak enak.
D.
Teori-teori Motivasi[6]
Motivasi
adalah bidang yang amat sering dipelajari oleh para psikolog. Ini dapat
dimengerti krena pengetahuan akan determinan perilaku ini akan banyak membantu
dalam meramalkan dan mengendalikan dampak-dampak dari suatu keadaan tertentu
dalam kehidupan manusia. Karena determinan perilku bisa berasal dari dalam diri
manusia baik yang bersifas biologis maupun psikologis, serta dari lingkungan
maka teori-teori motivasi banyak dipengaruhi oleh sapek yang mana menjadi pusat
perhatian ahli yang bersangkutan.
a.
Teori
Instink
Insting adalah suatu diposisi(kecenderungan) yang ditentukan secara
genetis untuk berperilaku dengan cara tertentu bila diharapkan pada
rangsang-rangsang tertentu. Teori insting pertama dikemukakanoleh William MC
Dougall (1871-1938).
b.
Homeostatis
= Teori Drive vs Teori Arousal
Teori drive didasarkan atas determinan-determinan yang sifatnya
biologis. Teori ini di pelopori oleh Clark Leonard Hull (1884-1925).
c.
Teori
Atribusi
Teori atribusi tidakmelandaskn pemikirannya pada determinan-determinan
biologis me;ainkan psikologis dan lingkungan.
d.
Teori
Harapan
Victor E. Vroom, pebncetus teori harapan, dan para pendukungnya
beranggapan bahwa motivasi merupakan produk kombinasi antara besarnya keinginan
seseorang untuk mendapatkan hadiah/reeward tertentu(valensi), besarnya
kemungkinan untuk menyeleaikan tugas-tugas yang diperlukan (harapan), dan
keyakinannya bahwa prestasinya tersebut akan menghasilkan hadiah yang ia
inginkan (Instrumentalitas).
e.
Akulturasi
diri
Pada pertengahan Abad ke-20, timbul reaksi yang kuat terhadap
pandangan mekanik behavioristik mengenai perilaku. Reaksi ini tercermin dalam
pandangan-bandangan yang bersifat kognitif-humanistik yang dicetuskan antara
lain oleh Carl Rogers (1902-1987) dan Abraham H. Maslow 1908.
f.
Teori
motif berprestasi
Konsep motif berprestasi mula-mula dikemukakan oleh Henry Murray
1893, pada tahun 1893 dalam bukunya Explorations in Personality. Beliau membagi
kebutuhan-kebutuhan manusia ke dalam 17 kategori. Di antaranya adalah kebutuhan
untuk berprestasi dan kebutuhan berafiliasi/berteman. Konsep-konsep ini dipakai
untuk menggambarkan kepribadian seseorang dalam rangka suatu diagnosa yang
sifatnya klinis.
g.
Motivasi
takut berprestasi
Teori ini dikemukakan oleh John At-Kinson rekan kerja David Mc Clelland.
Menurut Atkinson, terhadap dua tipe manusia yang perilakunya mengarah pada
prestasi. Kelompok pertama adalah orang-orang yang lebih termotivasi untuk
berprestasi daripada menghindari kegagalan. Kelompok kedua adalah mereka yang
lebih termotivasi ketakutan akan gagal. Orang-orang dalam kelompok pertama
mengalami rasa gembira bila meraih sukses, sedang kelompok kedua senang bila
menghindari kegagalan.
E.
Klasifikasi Motif-motif[7]
Para ahli psikologi berusaha mengolong-golongkanmotif-motif yang
ada dalam diri manusia atau suatu organisme, ke dalam beberapa golongan menurut
pendapatnya masing-masing.
a.
Sartain
menbagi motif-motif itu menjadi dua golongan sebagai berikut :
·
Psysiological
drive dan
·
Sosial
motives
Yang dimaksud sengan psysisological drive ialah dorongan-dorongan
yang bersifat fisiologis/jasmaniah, seperti lapar, haus, lapar seks, dan
sebagainya.
Sedangkan sosial motives ialah dorongan-dorongan yang ada
hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat; seperti: dorongan
estesis, dorongan ingin selalu berbuat baik(etika), dan sebagainya. Tidak dapat
kita ingkari bahwa yang kedua ini adalah timbul dan berkembang karena
adanyayang pertama. Jadi kedua golongan motif tersebut berhubungan satu sama
lain.
b.
Woodworth
mengadakan klasifikasi motif-motif sebagai berikut:
Mula-mula ia membedakan/membagi motif-motif itu menjadi dua bagian:
Unlearned motives (motif-motif pokok yang tidak dipelajari) dan learned
motivies(motif-motif yang di pelajari).
Motif yang tidak dipelajari merupakan motif yang pokok, yang biasa
disebut dengan drive (dorongan). Yang termasuk ke dalam Unlearned motives ialah
motif-motif yang timbul disebabkan oleh
kekurangan-kekurangan/kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh, seperti: lapar, haus,
sakit, dan sebagainya yang semuanya itu menimbulkan dorongan dalam diri untuk
minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri daripadanya.
Selanjutnya Woodworth menyatakan bahwa motif-motif pada seseorang
itu berkembang melalui kematangan, latihan, dan melalui belajar.
Dengan melalui
latihan dan kehidupan sehari-hari, maka unlearned motives pada seseorang
makin berkembang dan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut:
1.
Tujuan-tujuan
dan motif-motif menjadi lebih mengkhusus.
2.
Motif-motif
itu makin berkombinasi menjadi motif-motif yang lebih kompleks.
3.
Tujuan-tujuan
perantara, dapat menjadi/berubah menjadi tujuan yang sebenarnya.
4.
Motif-motif
itu dapat timbul karena adanya perangsang-perangsang baru (perangsang buatan),
motif-motif wajar dapat berubah menjadi motif bersyarat.
c.
Motif-motif
itu dapat pula dibedakansebagai berikut :
·
Motif
intrinsik
·
Motif
ekstrinsik
Disebut motif intrinsik jika yang mendorong untuk bertindak ialah
nilai-nilai yang terkandung di dalam obyeknya itu sendiri.
F.
Kupasan Tentang Ekemen-elemen dari Para Motivasi[8]
Pada dasarnya motivasi memiliki dua
elemen dalam (“inner component”) dan elemen luar (“outer component”).
a.
Elemen
Dalam (“inner component”)
Elemen dalam
ini berupa perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang, berupa keadaan tidak
puas atau ketegangan psikologis. Rasa tidak puas atau ketegangan psikologis ini
bisa timbul oleh karena keinginan-keinginan untuk memperoleh penghargaan,
pengakuan serta berbagai macam kebutuhan lainnya.
b.
Elemen
luar (“outer component”)
Elemen luar
daripada motivasi adalah tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang. Tujuan itu
sendiri berada di luar diri seseorang itu, namun mengarahkan tingkahlaku orang
itu untuk mencapainya. Seseorang yang diasumsikan mempunyai kebutuhan akan
penghargaan dan pengakuan, maka timbulah tujuan untuk memenuhi tujuan tersebut.
c.
Tujuan
dan “Motivated Stetes”
Secarav
sederhana, kita telah membicarakan hubungan antara “the motivated state”
seseorang dan tingkahlaku mencapai tujuannya. Setiap orang dapat membuat
reaksi-reaksi yang diperlukan untuk mencapai tujuan, guna mengurangi ketegangan
psikologisnya.
d.
Pemenuhan
Kebutuhan dan Reinforcement Tingkahlaku
Penting juga
untuk dicatat mengenai akibat-akibat pencapaian tujuan terhadap tingkahlaku
individu. Tingkahlaku yang mengetahui kebutuhan, cenderung untuk diulangi
apabila kebutuhan itu ditimbulkan. Tingkahlaku yang membawa ke arah tercapainya
tujuan, diperkuat (reinforced), yaitu bilamana seseorang dimotivasi lagi dengan
cara yang sama, malka tingkah laku itu rerjadi lagi.
G. Motivasi belajar anak-anak yang terpaksa
bekerja sebagai loper koran
Menurut Sardiman (2006), motivasi belajar yang ada pada anak-anak
yang terpaksa bekerja cukup kuat jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat
puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3. Menunjukkan minat terhadap
bermacam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan terhadap tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6. Dapat mempertahankan pendapat (kalau sudah
yakin akan sesuatu).
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah.[9]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah sebuah
alasan atau dorongan seseorang untuk bertindak. Orang yang tidak mau
bertindak sering kali disebut tidak memiliki motivasi. Alasan atau dorongan itu
bisa datang dari luar maupun dari dalam diri. Sebenarnya pada dasarnya semua
motivasi itu datang dari dalam diri, faktor luar hanyalah pemicu munculnya
motivasi tersebut. Motivasi dari luar adalah motivasi yang pemicunya datang
dari luar diri kita. Sementara meotivasi dari dalam ialah motivasinya muncul
dari inisiatif diri kita.
Pada dasarnya
motivasi itu hanya dua, yaitu untuk meraih kenikmatan atau menghindari
dari rasa sakit atau kesulitan.
Dalam
mempelajari motivasi,ada banyak teori-teori dan bentuk motif-motif yang
bermacam-macam yang mempunyai fungsi dan cara yang berbeda-beda. Motivasi
merupakan syarat mutlak untuk belajar.
B.
Saran
Alangkah
baiknya, jika kita bisa menumbukan motivasi dengan baik sehingga tidak timbul
keputusasaan yang berujung penyesalan.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto, M. Ngalim,
Psikologi Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007.
Irwanto,dkk, Psikologi
Umum,Jakarta: PT Prenhallindo,2002.
Wasty Soemanto,Psikologi
pendidikan,malang : PT Bina Aksara, 1983.
Faisal chairul oktawijaya, Jurnal” motivasi belajar pada
anak-anak yang berprofesi sebagai loper koran yang bersekolah”, fakultas psikologi
Universitas Gunadarma,2008.
[1]
http://karakekiri.blogspot.com/2010/11/makalah-motivasi.html
[2]http://indahcahyanti.blogspot.com/2010/11/tugas-makalah-motivasi.html
[3]
http://4jipurnomo.wordpress.com/makalah-tentang-motivasi/
[4]M.
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007),hal.74-77
[6]Ibid.,hal.197-208
[7]
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2007),hal62-65
[8]Wasty
Soemanto,Psikologi pendidikan,(malang : PT Bina Aksara,
1983),hal.194-196
[9]Faisal chairul oktawijaya, Jurnal” motivasi
belajar pada anak-anak yang berprofesi sebagai loper koran yang bersekolah”,
fakultas psikologi Universitas Gunadarma,2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar